Manusia
Sebagai Makhluk Sosial
Daftar Isi
…………………………………………………………………………………………..
Kata
Pengantar ………………………………………………………………………………....….
BAB 1
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang ……………………………………………………………………………
- Perumusan
Masalah ………………………………………………………………………
BAB II PENGERTIAN
- Pengertian
Makhluk Sosial..………………………………………………………………
- Suku
Dayak....................................................................................................................................
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
……………………….…………………………..………………………….
Daftar
Pustaka
KATA PENGANTAR
Puji Syukur
saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan Hidayat-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dapat
selesai dan mengumpulkannya tepat pada waktunya. Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada bapak Ahmad Fairuz selaku Dosen Ilmu Sosial
Dasar, Universitas Gunadarma.
Makalah ini
dibuat bukan hanya untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar,
tapi juga diharapkan bisa sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan tentang
perubahan sosial di kehidupan masyarakat, sehingga kita bisa beradaptasi dan
menyaring hal-hal yang positif dari kebudayaan baru yang akan berubah semakin
cepat.
Semoga
Makalah ini bermanfaat bagi kita dalam usaha mewujudkan proses kemajuan dalam
kehidupan sosial dan berbudaya.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kata ‘Makhluk Sosial’ mungkin sudah tidak asing di telinga
kita. Pada saat proses kelahiran kita pun, tak lepas dari kalimat ini. Dimana
saat kita dilahirkan oleh ibu kita, dan pada saat itulah kita membutuhkan sosok
seorang ibu untuk memperkenalkan dunia baru tersebut kepada kita. Setelah
lahirnya sang anak ke dunia, orang tua lah yang senantiasa berperan dalam
proses pengenalan dunia barunya. Oleh karena itu, manusia saling membutuhkan
sesamanya.
PERUMUSAN MASALAH
1.
Apakah yang dimaksud dengan makhluk
sosial ?
2.
Apa saja suku – suku yang terdapat di
Indonesia ?
3.
Apa saja ciri khas salah satu suku di
Indonesia ?
BAB II
PENGERTIAN
Manusia
adalah makhluk sosial, yang dimaksud dengan makhluk sosial ialah makhluk yang
tidak bisa hidup sendiri. Manusia dikatakan mahluk sosial, juga di karenakan
pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain.
Tanpa bantuan manusia lain manusia tidak dapat berdiri dengan tegak dan
melakukan segalanya sendiri. Manusia sebagai
makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia kawan, rasa
toleransi, simpati dan juga empati terhadap sesamanya. Keadaan inilah yang
dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun, hingga saat
berinteraksi itulah mengharuskan terciptanya norma dan etika yang harus dijaga
selama proses berinteraksi dengan sesamanya. Berikut ini adalah pengertian dan
definisi makhluk sosial menurut para ahli:
# Dr. JOHANNES GARANG
Makhluk sosial adalah makhluk
berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri.
# NANANG SUPRIATNA
Makhluk sosial adalah makhluk yang
memiliki kecenderungan menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya sebagai
kebutuhan dasar yang disebut kebutuhan sosial (social needs).
# WALUYO
Makhluk sosial adalah makhluk yang
selalu berinteraksi dengan sesamanya, saling membutuhkan satu sama lain.
# ARISTOTELES
Makhluk sosial merupakan zoon
politicon, yang berarti menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan
berinteraksi satu sama lain.
# MOMON SUDARMA
Makhluk sosial merupakan makhluk
yang dalam kesehariannya sangat membutuhkan peran makhluk yang lainnya.
# MUHAMMAD ZUHRI
Makhluk sosial adalah makhluk yang
tidak akan sanggup hidup sendiri, selalu bergantung pada orang lain dan apa
yang dibutuhkannya dalam hidup juga dibutuhkan pula oleh orang lain.
Manusia pada kodratnya harus hidup berkelompok
maksudnya bukan membentuk suatu komunitas ataupun membuat suatu kelompok
belajar tapi yang dimaksudkan dengan berkelompok disini ialah manusia
dikelilingi oleh manusia – manusia lain di sekitarnya. Manusia hidup bersama di
lingkungannya tinggal di rumah yang sama atau juga di daerah yang sama. Maka
terbentuklah suatu suku dan budaya. Negara Indonesia terbentang luas dari
Sabang sampai Merauke kita dapat sadari betapa luas nya daratan dan lautan
indonesia. Ada 300-an juta penduduk di Indonesia yang saling berbudaya dan
terikat pada norma-norma kemasyarakatan. Terdapat ribuan suku dan budaya yang
tersebar luas di Indonesia dan di setiap suku dan budaya itu terdapat ciri
khasnya masing – masing seperti bahasa, logat, bentuk wajah, sifat dan masih
banyak ciri yang lainnya. Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa diantaranya
adalah : suku Melayu,Sasak,Baduy,Sunda,Batak,Betawi,dll.pada kesempatan kali
ini saya akan menjelaskan salah satu suku di Indonesia yaitu suku melayu
SUKU DAYAK
Sejak zaman kolonial, banyak pakar dalam
bidang antropologi, linguistik, arkeologi maupun sosiologi, terutama para
penjelajah dari Eropa menjelajahi wilayah Pulau Kalimantan dan Sabah/Sarawak.
Pada masa itu pulau kalimantan ialah pulau yang terdiri dari banyak hutan
belantara. Penelitian tentang penduduk asli Pulau Kalimantan memang sudah
gencar dilakukan sejak tahun 1800-an, banyak pakar merumuskan dan berhipotesis
tentang “Dayak”, siapakah mereka, dari mana asal usulnya, dan apa
bahasanya.Istilah Dayak sebagai ‘manusia pedalaman’, ‘non-Muslim’, ‘primitif’,
‘tidak berperadaban’, dan citra negatif lainnya. Apalagi orang - orang Dayak
pada masa itu, jika didatangi oleh orang luar akan semakin jauh berpindah ke
hulu sungai dan wilayah pengunungan karena kalah bersaing.Suku dayak memiliki
banyak adat istiadat antara lain :
·
Upacara Tiwah
Upacara Tiwah merupakan acara adat suku
Dayak. Tiwah merupakan upacara yang dilaksanakan untuk pengantaran tulang orang
yang sudah meninggal ke Sandung yang sudah di buat. Sandung adalah tempat yang
semacam rumah kecil yang memang dibuat khusus untuk mereka yang sudah meninggal
dunia.
Upacara Tiwah bagi Suku Dayak sangatlah
sakral, pada acara Tiwah ini sebelum tulang-tulang orang yang sudah mati
tersebut di antar dan diletakkan ke tempatnya (sandung), banyak sekali
acara-acara ritual, tarian, suara gong maupun hiburan lain. Sampai akhirnya
tulang-tulang tersebut di letakkan di tempatnya (Sandung).
·
Dunia Supranatural
Dunia Supranatural bagi Suku Dayak memang
sudah sejak jaman dulu merupakan ciri khas kebudayaan Dayak. Karena
supranatural ini pula orang luar negeri sana menyebut Dayak sebagai pemakan
manusia ( kanibal ). Namun pada kenyataannya Suku Dayak adalah suku yang sangat
cinta damai asal mereka tidak di ganggu dan ditindas semena-mena. Kekuatan
supranatural Dayak Kalimantan banyak jenisnya, contohnya Manajah Antang.
Manajah Antang merupakan cara suku Dayak untuk mencari petunjuk seperti mencari
keberadaan musuh yang sulit di temukan dari arwah para leluhur dengan media
burung Antang, dimanapun musuh yang di cari pasti akan ditemukan.
·
Proses penguburan suku dayak
Setelah seseorang dari suku Dayak Maanyan
dinyatakan meninggal maka dibunyikanlah gong beberapa kali sebagai pertanda ada
salah satu anggota masyarakat yang meninggal. Segera setelah itu penduduk
setempat berdatangan ke rumah keluarga yang meninggal sambil membawa sumbangan
berupa keperluan untuk penyelenggaraan upacara seperti babi, ayam, beras, uang,
kelapa, dan lain-lain yang dalam bahasa Dayak Maanyan disebut nindrai.
Beberapa orang laki-laki pergi ke dalam
hutan untuk mencari kayu bakar dan menebang pohon hiyuput (pohon
khusus yang lembut) untuk dibuat peti mati. Kayu yang utuh itu dilubangi dengan
beliung atau kapak yang dirancang menyerupai perahu tetapi memakai memakai
tutup. Di peti inilah mayat nantinya akan dibaringkan telentang, peti mati ini
dinamakan rarung.
Seseorang yang dinyatakan meninggal dunia
mayatnya dimandikan sampai bersih, kemudian diberi pakaian serapi mungkin.
Mayat tersebut dibaringkan lurus di atas tikar bamban yang diatasnya
dikencangkan kain lalangit. Tepat di ujung kepala dan ujung kaki dinyalakan
lampu tembok atau lilin. Kemudian sanak famili yang meninggal berkumpul
menghadapi mayat, selanjutnya diadakan pengambilan ujung rambut, ujung kuku,
ujung alis, ujung bulu mata, dan ujung pakaian si mati yang dikumpulkan menjadi
satu dimasukkan ke sebuah tempat bernama cupu. Semua perangkat itu dinamakan rapu yang
pada waktu penguburan si mati nanti diletakkan di atas permukaan kubur dengan
kedalaman kurang lebih setengah meter.
Tepat tengah malam pukul 24.00 mayat
dimasukkan ke dalam rarung sambil dibunyikan gong berkali-kali yang
istilahnya nyolok. Pada waktu itu akan hadir wadian,
pasambe, damang, pengulu adat, kepala desa, mantir dan sanak keluarga
lainnya untuk menghadapi pemasukan mayat ke dalam rarung.
Pasambe bertugas menyiapkan semua
keperluan dan perbekalan serta peralatan bagi si mati yang nantinya disertakan
bersamanya ke dalam kuburan. Sedangkan Wadian bertugas menuturkan semua nasihat
dan petunjuk agar amirue (roh/arwah) si mati tidak sesat di
perjalanan dan bisa sampai di dunia baru. Wadian di sini juga bertugas memberi
makan si mati dengan makanan yang telah disediakan disertai dengan sirih
kinangan, tembakau dan lain-lain.
Jika penuturan wadian telah selesai
tibalah saatnya orang berangkat mengantar peti mati ke kuburan. Pada saat itu
sanak keluarganya menangisi keberangkatan sebagai cinta kasih sayang kepada si
mati. Menunjukkan ketidakinginan untuk berpisah tetapi apa daya tatau matei
telah sampai dan rasa haru mengingat semua perbuatan dan budi baik si mati
selagi berada di dunia fana.
SENI TARI DAYAK
1. Tari Gantar
Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya.
Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya.
Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam
penyambutan tamu dan acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal
oleh suku Dayak Tunjung namun juga dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini
dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai dan Gantar
Senak/Gantar Kusak.
2. Tari Kancet Papatai / Tari Perang
Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak
Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit,
penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari.
Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian
tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti
mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan
hanya menggunakan alat musik Sampe.
3. Tari Kancet Ledo / Tari Gong
Jika Tari Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Tari Kancet Ledo menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin.
Jika Tari Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Tari Kancet Ledo menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin.
Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai
pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua tangannya memegang
rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas
sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.
KESIMPULAN
Tidak dipungkiri lagi manusia ialah makhluk
sosial.manusia pasti memerlukan bantuan orang lain dimanapun dia berada. Tanpa bantuan manusia
lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang
lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan,
bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan,
yaitu:
a. Manusia tunduk
pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku
manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia
akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
DAFTAR PUSTAKA