Senin, 10 November 2014

Tugas ISD

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Daftar Isi …………………………………………………………………………………………..
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………....….
BAB 1 PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang ……………………………………………………………………………
  2. Perumusan Masalah ………………………………………………………………………

BAB II PENGERTIAN
  1. Pengertian Makhluk Sosial..………………………………………………………………
  2. Suku Dayak....................................................................................................................................

BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan ……………………….…………………………..………………………….

Daftar Pustaka



KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan Hidayat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dapat selesai dan mengumpulkannya tepat pada waktunya. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Ahmad Fairuz selaku Dosen Ilmu Sosial Dasar, Universitas Gunadarma.
Makalah ini dibuat bukan hanya untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Sosial  Dasar, tapi juga diharapkan bisa sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan tentang perubahan sosial di kehidupan masyarakat, sehingga kita bisa beradaptasi dan menyaring hal-hal yang positif dari kebudayaan baru yang akan berubah semakin cepat.
Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita dalam usaha mewujudkan proses kemajuan dalam kehidupan sosial dan berbudaya.

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Kata ‘Makhluk Sosial’ mungkin sudah tidak asing di telinga kita. Pada saat proses kelahiran kita pun, tak lepas dari kalimat ini. Dimana saat kita dilahirkan oleh ibu kita, dan pada saat itulah kita membutuhkan sosok seorang ibu untuk memperkenalkan dunia baru tersebut kepada kita. Setelah lahirnya sang anak ke dunia, orang tua lah yang senantiasa berperan dalam proses pengenalan dunia barunya. Oleh karena itu, manusia saling membutuhkan sesamanya.
PERUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang dimaksud dengan makhluk sosial ?
2.      Apa saja suku – suku yang terdapat di Indonesia ?
3.      Apa saja ciri khas salah satu suku di Indonesia ?



BAB II
PENGERTIAN
Manusia adalah makhluk sosial, yang dimaksud dengan makhluk sosial ialah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia dikatakan mahluk sosial, juga di karenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Tanpa bantuan manusia lain manusia tidak dapat berdiri dengan tegak dan melakukan segalanya sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia kawan, rasa toleransi, simpati dan juga empati terhadap sesamanya. Keadaan inilah yang dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun, hingga saat berinteraksi itulah mengharuskan terciptanya norma dan etika yang harus dijaga selama proses berinteraksi dengan sesamanya. Berikut ini adalah pengertian dan definisi makhluk sosial menurut para ahli:

# Dr. JOHANNES GARANG
Makhluk sosial adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri.

# NANANG SUPRIATNA
Makhluk sosial adalah makhluk yang memiliki kecenderungan menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya sebagai kebutuhan dasar yang disebut kebutuhan sosial (social needs).

# WALUYO
Makhluk sosial adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya, saling membutuhkan satu sama lain.

# ARISTOTELES
Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain.

# MOMON SUDARMA
Makhluk sosial merupakan makhluk yang dalam kesehariannya sangat membutuhkan peran makhluk yang lainnya.

# MUHAMMAD ZUHRI
Makhluk sosial adalah makhluk yang tidak akan sanggup hidup sendiri, selalu bergantung pada orang lain dan apa yang dibutuhkannya dalam hidup juga dibutuhkan pula oleh orang lain.

Manusia pada kodratnya harus hidup berkelompok maksudnya bukan membentuk suatu komunitas ataupun membuat suatu kelompok belajar tapi yang dimaksudkan dengan berkelompok disini ialah manusia dikelilingi oleh manusia – manusia lain di sekitarnya. Manusia hidup bersama di lingkungannya tinggal di rumah yang sama atau juga di daerah yang sama. Maka terbentuklah suatu suku dan budaya. Negara Indonesia terbentang luas dari Sabang sampai Merauke kita dapat sadari betapa luas nya daratan dan lautan indonesia. Ada 300-an juta penduduk di Indonesia yang saling berbudaya dan terikat pada norma-norma kemasyarakatan. Terdapat ribuan suku dan budaya yang tersebar luas di Indonesia dan di setiap suku dan budaya itu terdapat ciri khasnya masing – masing seperti bahasa, logat, bentuk wajah, sifat dan masih banyak ciri yang lainnya. Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa diantaranya adalah : suku Melayu,Sasak,Baduy,Sunda,Batak,Betawi,dll.pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan salah satu suku di Indonesia yaitu suku melayu
SUKU DAYAK
Sejak zaman kolonial, banyak pakar dalam bidang antropologi, linguistik, arkeologi maupun sosiologi, terutama para penjelajah dari Eropa menjelajahi wilayah Pulau Kalimantan dan Sabah/Sarawak. Pada masa itu pulau kalimantan ialah pulau yang terdiri dari banyak hutan belantara. Penelitian tentang penduduk asli Pulau Kalimantan memang sudah gencar dilakukan sejak tahun 1800-an, banyak pakar merumuskan dan berhipotesis tentang “Dayak”, siapakah mereka, dari mana asal usulnya, dan apa bahasanya.Istilah Dayak sebagai ‘manusia pedalaman’, ‘non-Muslim’, ‘primitif’, ‘tidak berperadaban’, dan citra negatif lainnya. Apalagi orang - orang Dayak pada masa itu, jika didatangi oleh orang luar akan semakin jauh berpindah ke hulu sungai dan wilayah pengunungan karena kalah bersaing.Suku dayak memiliki banyak adat istiadat antara lain :
·         Upacara Tiwah
Upacara Tiwah merupakan acara adat suku Dayak. Tiwah merupakan upacara yang dilaksanakan untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung yang sudah di buat. Sandung adalah tempat yang semacam rumah kecil yang memang dibuat khusus untuk mereka yang sudah meninggal dunia.
Upacara Tiwah bagi Suku Dayak sangatlah sakral, pada acara Tiwah ini sebelum tulang-tulang orang yang sudah mati tersebut di antar dan diletakkan ke tempatnya (sandung), banyak sekali acara-acara ritual, tarian, suara gong maupun hiburan lain. Sampai akhirnya tulang-tulang tersebut di letakkan di tempatnya (Sandung).
·         Dunia Supranatural
Dunia Supranatural bagi Suku Dayak memang sudah sejak jaman dulu merupakan ciri khas kebudayaan Dayak. Karena supranatural ini pula orang luar negeri sana menyebut Dayak sebagai pemakan manusia ( kanibal ). Namun pada kenyataannya Suku Dayak adalah suku yang sangat cinta damai asal mereka tidak di ganggu dan ditindas semena-mena. Kekuatan supranatural Dayak Kalimantan banyak jenisnya, contohnya Manajah Antang. Manajah Antang merupakan cara suku Dayak untuk mencari petunjuk seperti mencari keberadaan musuh yang sulit di temukan dari arwah para leluhur dengan media burung Antang, dimanapun musuh yang di cari pasti akan ditemukan.
·         Proses penguburan suku dayak
Setelah seseorang dari suku Dayak Maanyan dinyatakan meninggal maka dibunyikanlah gong beberapa kali sebagai pertanda ada salah satu anggota masyarakat yang meninggal. Segera setelah itu penduduk setempat berdatangan ke rumah keluarga yang meninggal sambil membawa sumbangan berupa keperluan untuk penyelenggaraan upacara seperti babi, ayam, beras, uang, kelapa, dan lain-lain yang dalam bahasa Dayak Maanyan disebut nindrai.
Beberapa orang laki-laki pergi ke dalam hutan untuk mencari kayu bakar dan menebang pohon hiyuput (pohon khusus yang lembut) untuk dibuat peti mati. Kayu yang utuh itu dilubangi dengan beliung atau kapak yang dirancang menyerupai perahu tetapi memakai memakai tutup. Di peti inilah mayat nantinya akan dibaringkan telentang, peti mati ini dinamakan rarung.
Seseorang yang dinyatakan meninggal dunia mayatnya dimandikan sampai bersih, kemudian diberi pakaian serapi mungkin. Mayat tersebut dibaringkan lurus di atas tikar bamban yang diatasnya dikencangkan kain lalangit. Tepat di ujung kepala dan ujung kaki dinyalakan lampu tembok atau lilin. Kemudian sanak famili yang meninggal berkumpul menghadapi mayat, selanjutnya diadakan pengambilan ujung rambut, ujung kuku, ujung alis, ujung bulu mata, dan ujung pakaian si mati yang dikumpulkan menjadi satu dimasukkan ke sebuah tempat bernama cupu. Semua perangkat itu dinamakan rapu yang pada waktu penguburan si mati nanti diletakkan di atas permukaan kubur dengan kedalaman kurang lebih setengah meter.
Tepat tengah malam pukul 24.00 mayat dimasukkan ke dalam rarung sambil dibunyikan gong berkali-kali yang istilahnya nyolok. Pada waktu itu akan hadir wadian, pasambe, damang, pengulu adat, kepala desa, mantir dan sanak keluarga lainnya untuk menghadapi pemasukan mayat ke dalam rarung.
Pasambe bertugas menyiapkan semua keperluan dan perbekalan serta peralatan bagi si mati yang nantinya disertakan bersamanya ke dalam kuburan. Sedangkan Wadian bertugas menuturkan semua nasihat dan petunjuk agar amirue (roh/arwah) si mati tidak sesat di perjalanan dan bisa sampai di dunia baru. Wadian di sini juga bertugas memberi makan si mati dengan makanan yang telah disediakan disertai dengan sirih kinangan, tembakau dan lain-lain.
Jika penuturan wadian telah selesai tibalah saatnya orang berangkat mengantar peti mati ke kuburan. Pada saat itu sanak keluarganya menangisi keberangkatan sebagai cinta kasih sayang kepada si mati. Menunjukkan ketidakinginan untuk berpisah tetapi apa daya tatau matei telah sampai dan rasa haru mengingat semua perbuatan dan budi baik si mati selagi berada di dunia fana.


SENI TARI DAYAK
1. Tari Gantar
Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya.
Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak Tunjung namun juga dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai dan Gantar Senak/Gantar Kusak.
2. Tari Kancet Papatai / Tari Perang
Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari.
Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe.
3. Tari Kancet Ledo / Tari Gong
Jika Tari Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Tari Kancet Ledo menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin.
Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.



KESIMPULAN
Tidak dipungkiri lagi manusia ialah makhluk sosial.manusia pasti memerlukan bantuan orang lain dimanapun dia berada. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a.  Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b.  Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c.  Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d.  Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.



DAFTAR PUSTAKA


0 komentar:

Posting Komentar